Bintek Jasa Konstruksi tentang SNI Gempa

Bidang Cipta Karya DPUPR Karanganyar, Senin (18/9), bekerja sama dengan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Struktur Program Studi Teknik Sipil FT UNS menyelenggarakan Bimbingan Teknis Jasa Konstruksi dengan tema Penerapan SNI 1726:2019 dan SNI 2847:2019 Pada Perancangan Struktur Bangunan Tahan Gempa.

Kegiatan dilaksanakan di Aula DPUPR dengan dihadiri sekitar 100 peserta terdiri dari penyedia jasa konsultan perencana, konsultan pengawas, kontraktor, serta Tim Teknis DPUPR.

Kepala Bidang Cipta Karya DPUPR, Ari Wibowo ST MM, dalam sambutannya menjelaskan bimbingan teknis bertujuan mensosialisasikan update standar perancangan beban gempa (SNI 1726:2019)  dan standar perancangan beton bertulang (SNI 2847:2019). “Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para pelaku Jasa Konstruksi di Kabupaten Karanganyar,” kata dia.

Sedang Kepala DPUPR Karanganyar, Asihno Purwadi ST, menyatakan bahwa kualitas infrastruktur sangat bergantung pada kompetensi dan profesionalitas sumber daya manusia, khususnya para pelaku jasa konstruksi. Asihno juga berharap agar sinergi pemerintah dan dunia kampus terus berlanjut, agar program pembangunan bisa terarah dan memenuhi kaidah akademik.

Kaprodi FT UNS, Dr Ir Achmad Basuki ST MT, mengatakan bahwa bimbingan teknis ini sekaligus mensosialisasikan hasil penelitian dari dua kelompok riset di KBK Struktur FT UNS, yakni Grup Riset Smart-Quake dan Grup Smart-Crete. Narasumber dalam bimbingan teknis tersebut masing-masing Muhammad Yani Bhayusukma ST MT PhD (FT UNS), Dr Eng Halwan Alfisa Saifullah ST MT (FT UNS), Farid Achmadi ST MT (DPUPR) serta Fajar Amien ST MSi (DPUPR).

Dalam kesempatan itu, Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Muda DPUPR, Farid Achmadi ST MT, memaparkan mengenai Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Menurut penjelasan Farid, pada kriteria dan kompleksitas bangunan tertentu, persyaratan perizinan yang harus dipenuhi adalah perhitungan dan analisis ketentuan pokok tahan gempa. “Karanganyar adalah salah satu kawasan sesar gempa, sehingga para perencana harus memperhatikan aspek-aspek pemenuhan bangunan tahan gempa ini,” kata dia.