Tak Berkategori

Dialog IMB Hilang PBG Datang di RRI Surakarta

Dialog IMB Hilang PBG Datang di Studio RRI Surakarta, Rabu (23/3), menghadirkan narasumber Farid Achmadi ST MT (DPUPR Karanganyar) dan Dr Yosafat Winarto ST MT (FT Arsitektur UNS)

RRI  Surakarta, Rabu (23/3), menyelenggarakan Dialog Interaktif bertema “IMB Hilang PBG Datang”. Dialog tersebut menghadirkan narasumber, Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan Ahli Muda DPUPR Karanganyar, Farid Achmadi ST, MT serta Dosen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Dr Yosafat Winarto, ST, MT yang juga anggota Tim Profesi Ahli (TPA) Bangunan Gedung untuk Kabupaten Boyolali, Karanganyar dan Klaten.

Dalam dialog yang dipandu oleh penyiar Arifin Muhammad itu, Farid menjelaskan bahwa dibandingkan dengan IMB, PBG memiliki perbedaan, di mana persyaratan teknis diubah menjadi standar teknis yang menjamin keselamatan, kesehatan, kenyaman dan kemudahan bagi masyarakat. “Selain itu, pengajuan PBG harus melalui SIMBG sehingga akan menjamin keseragaman, pelayanan dan standarisasi penerapan teknis di seluruh Indonesia, terang dia.

Farid mengatakan untuk dapat mengajukan PBG ini, pemohon harus menyiapkan persyaratan dokumen rencana teknis yang telah ditetapkan, sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan gedung yang diajukan, apakah untuk fungsi hunian, usaha, sosial budaya, keagamaan, dan sebagainya.

Di sisi lain, kata Farid, berdasarkan evaluasi saat ini, pelaksanaan PBG memang mengalami beberapa kendala, antara lain masyarakat belum familiar atau terbiasa dengan PBG melalui SIMBG, terutama persyaratan dokumen teknis yang harus disiapkan sebelum upload data ke SIMBG. “Selain itu, SIMBG adalah aplikasi yang sepenuhnya disiapkan oleh Pemerintah Pusat, sehingga apabila terjadi gangguan di sistem, maka daerah tidak bisa melakukan tindakan perbaikan apa pun dan pemerintah daerah hanya bisa menunggu,” terang dia.

Dosen Jurusan Arsitektur FT UNS, Dr Yosafat Winarto, memaparkan tugas dan peran Tim Profesi Ahli (TPA) di dalam penyelenggaraan bangunan Gedung. TPA, lanjut Yosafat, sesuai dengan bidang keahliannya akan memberikan pertimbangan teknis kepada Pemerintah Daerah di dalam menerbitkan PBG. “TPA ini bisa dari unsur arsitek, ahli struktur bangunan, ahli mekanikal elaktrikal, ahli sanitasi drainase, dan lain-lain,” kata Yosafat.

Yosafat menambahkan bahwa di dalam PBG ini, Pemerintah Daerah hadir sebagai mitra atau konsultatif bagi Pemohon PBG. “Kami sifatnya memberikan nasihat atau pertimbangan, sehingga bangunan yang diajukan benar-benar memenuhi standar teknis,” ujarnya.

Suasana dialog di RRI Surakarta dengan tema IMB HIlang PBG Datang, Rabu (23/3).

Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika diresmikan

Penandatanganan prasasti peresmian Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika oleh Bupati Karanganyar, Drs H Juliyatmono MM, Jumat (25/2)

Warga Karanganyar patut berbangga, sebab kini memiliki sebuah gedung kesenian yang bisa menjadi ikon di Bumi Intanpari. Gedung tersebut diresmikan pada Jumat (25/2) lalu dengan dihadiri oleh aktor kawakan sekaligus pemain teater senior, Slamet Rahardjo Djarot. Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Bupati Karanganyar, Drs H Juliyatmono MM. Peresmian juga diisi dengan pementasan fragmen Tiji Tibeh yang melambangkan perjuangan RM Said melawan kolonial Belanda yang dimainkan oleh pemain teater siswa SMA, serta dihadiri oleh Rizky KDI.

Dalam laporannya, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Karanganyar, Drs Titis Sri Jawoto, mengatakan pembangunan Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama berupa pekerjaan struktur dan atap membran dikerjakan oleh PT Simpatik Karya Mandiri Tahun 2019 dengan nilai kontrak Rp 7.74 miliar, sedangkan tahap kedua berupa pekerjaan finishing Tahun 2021 dikerjakan oleh PT Bettindo Bintang Perkasa dengan nilai kontrak Rp 6,81 miliar.   

“Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika terdiri dari dua ruang utama, yaitu ruang pertunjukan berupa panggung dan ruang penonton berupa auditorium. Selan itu juga ada ruang pendukung, antara lain ruang lobi, ruang transit, ruang informasi, ticketing, toilet pengunjung, sirkulasi, dan ruang audio atau lighting,” urainya.

Bupati Karanganyar saat memberikan sambutan di Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika

Lebih lanjut dijelaskan Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika berkapasitas tempat duduk 700 orang yang berbentuk kurva (melingkar) dan bertingkat, sehingga secara visual penonton dapat menyaksikan pertunjukan dengan baik tanpa terhalang oleh penonton lain. “Gedung Teater ini menggunakan penutup atap membran, yang apabila dilihat dari atas, berbentuk segilima yang melambangkan lima nilai dasar Pancasila. Bentuk segilima ini kemudian bertransformasi dengan bangunan pendukung, sehingga didapatkan bangunan yang berbentuk seperti Burung Garuda.”

Bupati Karanganyar, Drs H Juliyatmono, mengatakan Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika dibangun untuk masyarakat Karanganyar. “Gedung ini sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi seni dan budaya di Kabupaten Karanganyar. Wadah edukasi atau pendidikan yang bersifat hiburan. Wadah untuk mempertemukan ide-ide kreatif penggiat seni dengan masyarakat, serta wadah untuk menampung aktivitas seni pertunjukan dan sarana untuk memelihara warisan seni dan budaya bangsa,” kata Bupati.

Gedung Teater Bhinneka Tunggal Ika menggunakan penutup atap membran

60 Peserta ikuti Bimtek Penyusunan Laporan

Sambutan Plt Kepala DPUPR, Drs Titis Sri Jawoto, saat membuka Bimbingan Teknis Evaluasi dan Penyusunan Laporan Administrasi Proyek

Sebanyak 60 peserta mengikuti Bimbingan Teknis Evaluasi dan Penyusunan Laporan Administrasi Proyek Konstruksi yang diselenggarakan oleh Bidang Cipta Karya, Rabu (15/12), di Hotel Tamansari Kabupaten Karanganyar. Peserta terdiri dari petugas keuangan dan petugas administrasi di masing-masing bidang, sekretariat dan unit pelaksana teknis (UPT) Kecamatan DPUPR.

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Drs Titis Sri Jawoto, dalam kata sambutannya mengatakan penyelenggaraan Bintek bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai administrasi proyek. Titis juga berharap melalui kegiatan tersebut dapat menanamkan komitmen bersama di antara jajaran DPUPR untuk tertib administrasi, khususnya dalam kegiatan proyek konstruksi. “Mari saling bekerja sama untuk menyajikan laporan administrasi yang baik dan akuntabel,” kata dia.  

Bintek menghadirkan narasumber Mulyati SE MAcc CrFrA (Auditor Madya Inspektorat), Sri Herlina SH MHum (Kepala Bidang Aset Badan Keuangan Daerah), serta Dian Retno Anugrah ST MT (Kasi Penyehatan Lingkungan).

Mulayati dalam paparannya menjelaskan bahwa laporan administrasi proyek sangat diperlukan untuk memberikan gambaran utuh dari pelaksanaan proyek. Laporan administrasi yang baik, kata dia, akan sangat mencerminkan kualitas proyek itu sendiri. “Pertama kali Auditor pasti akan melihat dokumen administrasi terlebih dahulu sebelum memeriksa pekerjaan fisiknya,” urai dia.

Sedangkan Dian Retno Anugrah menyatakan bahwa kualitas penyajian pelaporan administrasi proyek konstruksi harus ditingkatkan. Menurut Dian, di dalam pekerjaan konstruksi ada beberapa laporan yang harus disiapkan, antara lain back up quantity, back up quality, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, hingga foto dokumentasi kegiatan. “Selain itu, pelaporan keuangan juga harus tersaji secara baik untuk mencerminkan kualitas pekerjaan tersebut.”

Peserta memperhatikan paparan narasumber dalam Bimtek Evaluasi dan Penyusunan Laporan Proyek Konstruksi

UPT DPUPR Tasikmadu pelihara ruas jalan Beji-Pojok

Petugas UPT Pemeliharaan Jalan Jembatan dan Irigasi Kecamatan Tasikmadu kembali melaksanakan pemeliharaan rutin di ruas jalan Beji-Pojok. Pemeliharaan rutin jalan menggunakan konstruksi lapis permukaan penetrasi macadam (Lapen) dan Latasir. Kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan kinerja jalan agar tetap nyaman untuk dilalui.